Simulasi CAT – Berikut tips-tips lolos seleksi sekolah kedinasan 2025.
Seleksi sekolah kedinasan setiap tahunnya selalu menjadi ajang yang sangat kompetitif. Ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia bersaing untuk mendapatkan kursi terbatas di sekolah kedinasan favorit seperti Politeknik Statistika STIS, IPDN, PKN STAN, Poltekip, Poltekim, STMKG, dan lainnya. Tahun 2025 diprediksi persaingan akan semakin ketat, mengingat tingginya minat generasi muda untuk menempuh pendidikan dengan jaminan ikatan dinas.
Agar bisa bersaing dengan maksimal, peserta tidak hanya harus pintar secara akademik, tetapi juga mampu mengatur strategi belajar dan manajemen waktu dengan baik. Artikel ini akan membahas tips jitu untuk menghadapi seleksi sekolah kedinasan 2025.
1. Pahami Pola Seleksi dan Materi Ujian
Langkah awal yang paling penting adalah memahami alur seleksi. Pada umumnya, sekolah kedinasan membuka seleksi dengan beberapa tahapan:
-
Pendaftaran online melalui portal SSCASN.
-
Seleksi Administrasi: pengecekan kelengkapan dokumen.
-
Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan sistem Computer Assisted Test (CAT).
-
Tes lanjutan sesuai kebutuhan masing-masing sekolah (misalnya tes kesehatan, psikotes, kesamaptaan, atau wawancara).
Materi utama yang diujikan di tahap SKD meliputi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Selain itu, ada beberapa sekolah kedinasan yang menambahkan tes akademik seperti matematika, bahasa Inggris, atau fisika.
Dengan memahami format ujian, peserta bisa menyusun strategi belajar yang lebih terarah.
2. Susun Jadwal Belajar yang Konsisten
Persiapan menghadapi seleksi kedinasan tidak bisa dilakukan secara instan. Diperlukan jadwal belajar yang teratur dan konsisten. Beberapa tips manajemen waktu:
-
Tetapkan target harian dan mingguan. Misalnya, hari ini fokus latihan soal TIU, besok latihan TWK.
-
Gunakan metode Pomodoro. Belajar fokus 25–30 menit, lalu istirahat 5 menit agar otak tidak cepat lelah.
-
Prioritaskan mata pelajaran yang lemah. Jika kamu merasa kurang di matematika, alokasikan waktu lebih banyak untuk berlatih soal hitungan.
-
Jangan menumpuk belajar di akhir. Persiapan matang selama 3–6 bulan jauh lebih efektif dibanding belajar mendadak.
3. Latihan Soal dan Simulasi CAT
Ujian SKD menggunakan sistem CAT BKN, sehingga peserta sebaiknya membiasakan diri dengan model soal dan waktu yang terbatas. Caranya:
-
Kerjakan soal-soal tahun sebelumnya. Meski tidak sama persis, pola soalnya biasanya mirip.
-
Ikut tryout online. Banyak platform pendidikan yang menyediakan simulasi CAT dengan sistem penilaian real-time.
-
Evaluasi hasil latihan. Catat kesalahan yang sering muncul, lalu ulangi sampai paham.
4. Tingkatkan Kedisiplinan dan Mental Bertanding
Selain kemampuan akademik, mental dan disiplin juga berperan besar dalam keberhasilan. Ingat, proses seleksi sekolah kedinasan panjang dan penuh tekanan. Beberapa hal yang bisa dilakukan:
-
Bangun rutinitas. Tidur cukup, bangun pagi, dan sisihkan waktu untuk olahraga ringan.
-
Kendalikan stres. Jangan terlalu panik jika gagal di tryout; jadikan itu bahan evaluasi.
-
Bangun mental kompetitif. Ingat bahwa kamu akan bersaing dengan puluhan ribu peserta lain, jadi jangan cepat menyerah.
5. Siapkan Fisik dan Dokumen Sejak Awal
Banyak peserta gugur bukan karena akademik, tetapi karena administrasi dan kesehatan. Maka dari itu:
-
Lengkapi dokumen sejak dini. Pastikan e-KTP, ijazah, dan berkas lain sesuai syarat.
-
Jaga kesehatan fisik. Biasakan olahraga ringan seperti jogging atau push up, karena beberapa sekolah mensyaratkan tes kesamaptaan.
-
Pola makan sehat. Hindari begadang dan makanan cepat saji agar kondisi tubuh tetap prima.
6. Ikuti Informasi Resmi dan Jangan Mudah Tertipu
Banyak beredar info palsu atau jasa calo yang menjanjikan bisa meloloskan peserta seleksi sekolah kedinasan. Ingat, seleksi murni berbasis merit. Jadi:
-
Ikuti info hanya dari portal resmi SSCASN atau situs sekolah kedinasan terkait.
-
Jangan percaya jika ada pihak yang meminta uang dengan iming-iming kelulusan.
-
Bergabung dengan forum belajar atau komunitas resmi agar tidak ketinggalan update.
Mengapa Kuota Sekolah Kedinasan Tiap Tahun Berbeda?
Satu hal yang menarik dari sekolah kedinasan adalah kuotanya selalu berubah-ubah setiap tahun. Terkadang naik, kadang turun, bahkan ada yang dibekukan sementara. Mengapa demikian?
1. Berdasarkan Kebutuhan Instansi
Kuota penerimaan disesuaikan dengan kebutuhan formasi dari masing-masing kementerian/lembaga. Jika suatu instansi membutuhkan banyak pegawai di tahun tertentu, maka kuotanya bisa diperbanyak. Sebaliknya, jika kebutuhan berkurang atau sudah terpenuhi, kuotanya dikurangi.
2. Menyesuaikan Anggaran Pemerintah
Biaya pendidikan sekolah kedinasan ditanggung negara, termasuk uang saku dan fasilitas pendidikan. Oleh karena itu, kuota juga sangat bergantung pada ketersediaan anggaran dalam APBN.
3. Evaluasi Kapasitas Sekolah
Jika dalam tahun-tahun sebelumnya banyak mahasiswa tidak lulus atau tingkat kelulusan rendah, maka kuota bisa dikurangi. Begitu juga jika fasilitas tidak memadai untuk menampung banyak mahasiswa baru.
4. Perubahan Prioritas Nasional
Saat terjadi bencana nasional, pandemi, atau pergeseran kebijakan pemerintah, kuota sekolah kedinasan bisa disesuaikan. Contohnya, saat pandemi COVID-19, beberapa sekolah kedinasan menunda penerimaan atau mengurangi jumlah peserta.
5. Adanya Jalur Afirmasi dan Pembibitan
Kuota juga dipengaruhi oleh jalur seleksi khusus, seperti afirmasi kewilayahan untuk putra-putri Papua atau jalur pembibitan kerja sama dengan pemerintah daerah. Jika kerja sama diperluas, maka kuotanya bisa bertambah.
Sebagai contoh, kuota penerimaan mahasiswa baru di Politeknik Statistika STIS dari tahun ke tahun menunjukkan adanya fluktuasi yang cukup signifikan. Pada tahun 2022, total kuota yang dibuka sebanyak 650 orang, yang terdiri atas 500 peserta melalui Jalur Reguler, 50 peserta melalui Jalur Afirmasi Kewilayahan, dan 100 peserta melalui Jalur Pembibitan hasil kerja sama dengan pemerintah daerah. Ini merupakan angka yang cukup besar karena kebutuhan akan tenaga statistik saat itu cukup tinggi, ditambah perluasan kerja sama pembibitan dengan daerah-daerah.
Kemudian pada tahun 2023, kuota mengalami penurunan menjadi 590 orang. Rincian kuota tersebut yaitu 450 peserta dari Jalur Reguler, 60 peserta dari Jalur Afirmasi, dan 80 peserta dari Jalur Pembibitan. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh adanya evaluasi kapasitas daya tampung, keterbatasan anggaran, atau realisasi penempatan lulusan sebelumnya yang belum optimal. Meski demikian, peningkatan jumlah kuota afirmasi menunjukkan komitmen STIS untuk mendorong representasi dari wilayah tertinggal, terutama kawasan Papua dan Papua Barat.
Pada tahun 2024, kuota kembali meningkat menjadi 695 orang. Jumlah ini terdiri dari 520 peserta Jalur Reguler, 55 peserta dari Jalur Afirmasi, dan 120 peserta Jalur Pembibitan. Peningkatan kuota pembibitan yang cukup besar menunjukkan adanya kerja sama yang lebih luas dengan berbagai pemerintah daerah, yang ingin memperkuat sumber daya manusia lokalnya di bidang statistik. Selain itu, kuota reguler yang naik juga bisa jadi cerminan dari peningkatan kebutuhan pegawai di lingkungan Badan Pusat Statistik (BPS), baik di tingkat pusat maupun daerah.
Melalui data kuota dari ketiga tahun tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah penerimaan di sekolah kedinasan seperti STIS sangat dipengaruhi oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk kebutuhan SDM instansi, anggaran negara, daya tampung akademik, serta kebijakan afirmasi dan kerja sama daerah. Fluktuasi ini adalah hal yang wajar dan mencerminkan fleksibilitas pemerintah dalam mengelola kebutuhan ASN secara adaptif dan berbasis analisis. Oleh karena itu, bagi calon peserta yang tertarik, penting untuk selalu memantau pengumuman resmi dan menyiapkan diri sedini mungkin, mengingat jumlah kuota bisa berubah setiap tahunnya sesuai kebutuhan dan prioritas nasional.
Penutup
Baik CPNS reguler maupun Sekolah Kedinasan, keduanya adalah pintu masuk menuju karier sebagai Aparatur Sipil Negara. Perbedaan terletak pada jalur masuk, pola pendidikan, pembiayaan, hingga ikatan dinas.
Bagi calon peserta, memahami perbedaan ini penting agar tidak salah langkah dalam menentukan pilihan. Apapun jalurnya, yang terpenting adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin sejak dini, karena persaingan di kedua jalur ini sama-sama sangat ketat.
Jangan lupa untuk mengunjungi link-link berikut agar persiapan seleksi kalian lebih matang, ya!