SimulasiCAT.IDSimulasiCAT.ID
  • LOGIN MEMBER
  • DAFTAR AKUNfree
Reading: Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran IPDN: Tujuan, Materi, Bentuk Soal, dan Strategi Lolos
Share
SimulasiCAT.IDSimulasiCAT.ID
  • Latihan SKD Gratis
  • Jadwal Tryout Nasional Gratis
  • Paket TO Prediksi
  • Paket TO Prediksi PPPKbaru
  • Bimbel TO Intensif SKD
  • Login
  • Buat Akun
© 2025 simulasiCAT.ID Powered By PT Bimjar Indonesia. All Rights Reserved
SimulasiCAT.ID > Kedinasan > Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran IPDN: Tujuan, Materi, Bentuk Soal, dan Strategi Lolos
Kedinasan

Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran IPDN: Tujuan, Materi, Bentuk Soal, dan Strategi Lolos

bloggerscat
Last updated: Agustus 31, 2025 9:29 am
bloggerscat
Share
12 Min Read
SimulasiCAT.ID - Simak Syarat Masuk IPDN 2025
SimulasiCAT.ID - Simak Syarat Masuk IPDN 2025
SHARE

Simulasi CAT – Berikut informasi seputar tes psikologi, integritas, dan kejujuran IPDN.

Contents
Mengapa Ada Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran?Posisi Tes dalam Alur SPCP IPDNApa Saja yang Diukur? (Domain Penilaian Inti)1) Integritas & Kejujuran (Core Ethics)2) Kognitif (Bukan IQ Murni, tetapi Daya Nalar Kerja)3) Kepribadian (Personality)4) Sikap Kerja (Work Attitude)5) Potensi Kepemimpinan & Komunikasi PublikBentuk Instrumen & Jenis Tes yang Umum DipakaiBagaimana Skema Penilaiannya?Contoh-Contoh Skenario & Cara MenalarStrategi Persiapan: Apa yang Harus Anda Lakukan?A. Prinsip IntiB. Latihan Teknis (Tanpa “mencari kunci”)C. Manajemen Hari-H (Sangat Berpengaruh)D. Sikap MentalKesalahan Umum yang Perlu DihindariFAQ SingkatRingkasan Praktis 1 Halaman (Cheat Sheet Legal & Etis)Penutup

Dalam seleksi Sekolah Kedinasan (DIKDIN) khususnya Seleksi Penerimaan Calon Praja (SPCP) IPDN, salah satu tahapan penentu adalah Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran yang diselenggarakan bersama Biro SDM Polda. Banyak calon praja fokus pada Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan tes kesehatan, tetapi sering lupa bahwa tahapan psikologi-integitas-etik ini justru berperan besar untuk memotret kesiapan mental, karakter, dan nilai-nilai etik—hal yang menjadi napas utama pendidikan kepamongprajaan.

Artikel ini mengurai secara komprehensif: apa yang diukur, mengapa tes ini wajib, bagaimana bentuk instrumennya, posisinya dalam alur SPCP, hingga tips konkret agar Anda tampil optimal.

Mengapa Ada Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran?

IPDN menyiapkan calon-calon aparatur yang kelak mengelola urusan publik, pelayanan warga, hingga kebijakan daerah. Tanggung jawabnya besar: memegang kewenangan, mengelola anggaran, memimpin tim, dan mengambil keputusan di bawah tekanan. Karena itu, seleksi tidak boleh berhenti pada kecakapan akademik—ia harus menyaring karakter.

Secara garis besar, tes ini memastikan bahwa calon praja memiliki:

  1. Kesehatan mental yang prima
    Stabil emosi, mampu mengelola stres, tidak menunjukkan indikasi gangguan psikologis yang dapat menghambat kinerja.

  2. Kepribadian yang sesuai peran aparatur
    Disiplin, berjiwa melayani, kolaboratif, adaptif, dan sportif terhadap aturan main birokrasi.

  3. Integritas dan kejujuran tinggi
    Antikorupsi, antisuap, taat prosedur, tidak menyalahgunakan wewenang, serta bertanggung jawab atas keputusan sendiri.

  4. Potensi kepemimpinan dan kinerja
    Mampu berpikir kritis, mengambil keputusan berbasis data, bekerja efektif dalam tim, dan memiliki dorongan berprestasi untuk publik.

Dengan kata lain, tes ini adalah “filter nilai” yang memastikan Anda bukan hanya cerdas, tetapi juga dapat dipercaya.

Posisi Tes dalam Alur SPCP IPDN

Secara umum alur seleksi IPDN meliputi: SKD (CAT BKN) → Tes Kesehatan Tahap I → Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran → (verifikasi/tes lanjutan seperti Tes Kesehatan Tahap II, kesamaptaan jasmani, dan pemeriksaan penampilan) → penetapan kelulusan.
Urutan rinci dapat bervariasi sesuai pengumuman resmi tiap tahun, namun posisi tes psikologi-integitas ini selalu berada setelah saringan awal (administrasi, SKD, kesehatan dasar) agar hanya kandidat yang memenuhi prasyarat awal yang diases lebih mendalam ke aspek mental-etik.

Keterlibatan Biro SDM Polda membantu memastikan standar, kompetensi asesor, infrastruktur, dan tata kelola pengujian yang memadai, karena instansi tersebut berpengalaman mengelola asesmen psikologi dengan skala besar dan sensitivitas tinggi.

Apa Saja yang Diukur? (Domain Penilaian Inti)

1) Integritas & Kejujuran (Core Ethics)

Ini jantung tes. Penilai mengamati konsistensi nilai Anda terhadap situasi yang berpotensi konflik kepentingan. Indikator yang kerap dievaluasi:

  • Sikap anti-KKN: menolak gratifikasi, tidak memanfaatkan jabatan untuk keluarga/relasi, tidak mencari celah aturan.

  • Kepatuhan pada prosedur: tetap taat SOP meski tidak diawasi; menjunjung hierarki dan mekanisme kontrol.

  • Tanggung jawab pribadi: berani mengakui kesalahan, mau memperbaiki, menyelesaikan tugas tuntas.

  • Konsistensi jawaban: banyak instrumen memiliki “lie scale” atau butir silang untuk menilai kejujuran dan stabilitas respons.

Contoh SJT (Situational Judgement Test)
Skenario: Anda diminta mempercepat proses layanan dokumen warga oleh rekan yang juga kerabat pejabat setempat. Prosedur menyatakan berkas tersebut belum lengkap.
Pilihan yang etis: tetap mengikuti SOP, meminta kelengkapan dokumen, dan menolak perlakuan khusus—sekaligus mengkomunikasikan alasan keputusan secara sopan dan jelas.

2) Kognitif (Bukan IQ Murni, tetapi Daya Nalar Kerja)

Mengukur kemampuan berpikir yang mendukung kinerja aparatur:

  • Verbal: memahami teks kebijakan, sinonim-antonim, menyimpulkan informasi.

  • Numerik: aritmetika praktis, interpretasi data sederhana, logika angka.

  • Penalaran:

    • Abstrak/Diagramatik: mengenali pola, aturan transformasi bentuk.

    • Logika Kritis: menilai argumen, konsistensi pernyataan, menyimpulkan secara valid.

Intinya: apakah Anda dapat menyerap informasi dengan cepat dan mengambil keputusan yang masuk akal.

3) Kepribadian (Personality)

Merekam “peta” kepribadian Anda secara luas:

  • Stabilitas emosi & toleransi stres

  • Motivasi berprestasi & orientasi pelayanan

  • Adaptabilitas & fleksibilitas belajar

  • Kerja sama tim & empati

  • Kepercayaan diri yang sehat (bukan arogan)

  • Kepatuhan terhadap aturan & etos disiplin

Tidak ada “kepribadian benar/salah”; yang dinilai adalah kecocokan dengan peran aparatur.

4) Sikap Kerja (Work Attitude)

Menguji etos dan cara Anda menuntaskan pekerjaan:

  • Sistematika & kerapian kerja

  • Daya tahan (endurance) pada tugas monoton atau jangka panjang

  • Kecepatan & ketelitian

  • Manajemen waktu dan prioritas

5) Potensi Kepemimpinan & Komunikasi Publik

Meski Anda masuk sebagai praja, IPDN melatih calon pemimpin birokrasi. Penilaian melihat:

  • Inisiatif & pengaruh positif di tim

  • Pengambilan keputusan etis di bawah tekanan

  • Kemampuan komunikasi lugas dan menghargai warga

Bentuk Instrumen & Jenis Tes yang Umum Dipakai

Biro SDM Polda lazim menggunakan kombinasi instrumen psikologi terstandar. Nama, urutan, dan durasi dapat bervariasi, tetapi esensinya mirip:

  1. Tes Pauli/Kraepelin (Tes Koran)
    Menjumlahkan deret angka panjang dalam tempo cepat. Fokusnya bukan matematika, melainkan konsentrasi, ritme kerja, ketahanan, dan stabilitas performa.

  2. Wartegg
    Melengkapi 8 kotak stimulus sederhana menjadi gambar. Menggali aspek emosi, imajinasi, dinamika diri, dan pola ekspresi.

  3. DAP (Draw-A-Person) & Baum (Tree Drawing)
    Menggambar manusia & pohon untuk “membaca” cara pandang diri, vitalitas, kontrol, dan penempatan diri dalam lingkungan (interpretasi dilakukan oleh profesional).

  4. Inventori Kepribadian (Personality Inventory)
    Ratusan butir pernyataan “setuju/tidak setuju” atau “ya/tidak”. Di sinilah integritas, konsistensi, dan manajemen impresi diuji. Hindari menjawab “terlalu sempurna”.

  5. SJT (Situational Judgement Test)
    Kasus singkat terkait etika layanan publik, konflik kepentingan, atau kepatuhan SOP. Penilaian melihat pertimbangan moral dan pengambilan keputusan.

  6. Tes Kognitif Ringkas
    Verbal, numerik, dan penalaran, biasanya waktu terbatas. Tujuan: mengukur ketangkasan berpikir untuk kerja birokrasi yang serba terstruktur.

Catatan: Bisa ada wawancara psikologis singkat untuk mengonfirmasi hasil tes tertulis, terutama jika ditemukan pola jawaban yang tidak lazim/inkonsisten.

Bagaimana Skema Penilaiannya?

Detail bobot, ambang batas, dan algoritma penggabungan skor tidak dipublikasikan rinci. Namun, umumnya hasil digunakan sebagai saring lulus/tidak lulus, dan/atau sebagai komponen pemeringkatan untuk menentukan kelulusan akhir. Dua hal pasti yang krusial:

  • Integritas adalah non-negotiable. Indikasi manipulatif, tidak jujur, atau inkonsisten dapat berakibat fatal.

  • Konsistensi profil di berbagai instrumen lebih penting daripada “mencari kunci jawaban”.

Contoh-Contoh Skenario & Cara Menalar

  1. Konflik Kepentingan
    Anda mengurusi bantuan sosial. Ketua RT menekan agar daftar penerima disesuaikan “demi ketertiban lingkungan”.
    Respon tepat: merujuk data kriteria yang sah, membuka kanal sanggah, melapor ke atasan jika ada intervensi, dan membuat catatan keputusan.

  2. Tekanan Waktu vs Kualitas Layanan
    Warga mengeluh antrean panjang. Atasan meminta percepatan tanpa memperhatikan SOP verifikasi.
    Respon tepat: mengusulkan solusi percepatan tanpa melompati SOP (mis. pre-screening berkas, loket informasi, antrian prioritas sesuai aturan), bukan mem-bypass verifikasi.

  3. Permintaan Perlakuan Khusus
    Seorang pejabat menitipkan berkas kerabat untuk diprioritaskan.
    Respon tepat: menolak intervensi, mencatat peristiwa, dan menyalurkan sesuai jalur formal.

Kunci semua skenario: taati SOP, jaga transparansi, komunikasikan alasan, dan dokumentasikan.

Strategi Persiapan: Apa yang Harus Anda Lakukan?

A. Prinsip Inti

  • Jujur & konsisten. Instrumen punya detektor inkonsistensi. Berpura-pura malah merusak profil.

  • Kenali diri. Refleksikan nilai, motivasi, dan area lemah—lebih mudah menjawab jika Anda paham diri sendiri.

B. Latihan Teknis (Tanpa “mencari kunci”)

  • Biasakan ritme Pauli/Kraepelin. Latih fokus 5–10 menit berulang dengan metronom/ stopwatch. Jaga ritme stabil, bukan cepat di awal lalu drop.

  • Asah SJT. Latih menimbang opsi berdasar aturan, etika publik, dan akuntabilitas.

  • Kognitif ringkas. Rutin latihan baca cepat, ringkas-inti, deret angka sederhana, silogisme/logika praktis.

C. Manajemen Hari-H (Sangat Berpengaruh)

  • Tidur cukup 7–8 jam; sarapan ringan bergizi; hidrasi cukup.

  • Datang lebih awal, bawa alat tulis cadangan, pastikan identitas & dokumen siap.

  • Baca instruksi teliti; tanya panitia jika ambigu—jangan menerka.

  • Atur tempo. Pada tes koran, jaga ritme stabil. Pada inventori, jangan overthinking; jawab sesuai diri.

  • Tetap tenang. Jika satu bagian kurang maksimal, reset fokus untuk bagian berikutnya.

D. Sikap Mental

  • Orientasi layanan publik. Tunjukkan pola pikir “melayani warga” ketimbang “mencari kuasa”.

  • Disiplin & ketegasan berempati. Tegas pada aturan, empatik pada manusia.

  • Tanggung jawab. Akui kekurangan, pilih perbaikan, bukan pembenaran.

Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

  1. Mencoba jadi “sosok sempurna”. Pola jawaban terlalu ideal biasanya terdeteksi sebagai impression management.

  2. Jawaban inkonsisten antar-instrumen. Misal mengaku senang kerja tim di inventori, tetapi seluruh pilihan SJT cenderung individualistik.

  3. Drop performa di tes koran. Ngebut di awal lalu kehabisan tenaga. Lebih baik stabil.

  4. Menghafal kunci “tes gambar”. Tidak ada kunci universal; yang dilihat adalah organisasi gambar, tekanan garis, proporsi, dsb.

  5. Panik saat butir sulit. Lewati dulu, kembali bila sempat. Jaga waktu dan kejelasan kepala.

FAQ Singkat

Apakah ada jawaban “benar-salah” dalam inventori kepribadian?
Tidak. Yang dinilai adalah kecocokan, konsistensi, dan kejujuran profil.

Bagaimana bila saya punya kekurangan (misal mudah cemas)?
Tidak masalah selama terkendali: Anda mengenali pemicu, punya strategi koping, dan mampu tetap fungsional.

Apakah menggambar harus bagus?
Tidak. Ini bukan tes seni. Yang dinilai adalah aspek psikologis melalui cara Anda menyusun dan mengekspresikan gambar.

Apakah nilai kognitif rendah pasti gugur?
Tes dilihat sebagai paket. Namun, integritas dan konsistensi biasanya krusial.

Ringkasan Praktis 1 Halaman (Cheat Sheet Legal & Etis)

  • Pra-tes: tidur cukup, sarapan ringan, cek berkas, datang awal.

  • Mindset: taat SOP, anti-KKN, melayani warga, jujur, tangguh.

  • Pauli/Kraepelin: ritme stabil; jaga konsentrasi; jangan berhenti di tengah baris.

  • Inventori: jawab apa adanya; jangan “terlalu sempurna”.

  • SJT: pilih opsi yang patuh aturan + transparan + berempati.

  • Jangan terpaku pada 1 butir; kelola waktu; tetap tenang.

  • Sesudah tes: catat refleksi pribadi untuk perbaikan di tahap lain.

Penutup

Tes Psikologi, Integritas, dan Kejujuran pada SPCP IPDN bukan sekadar formalitas; ia adalah pintu nilai yang menyaring siapa yang layak dididik menjadi praja dan kelak memegang amanah publik. Materinya menelaah cara Anda berpikir, mengelola emosi, bekerja di bawah tekanan, dan—terutama—bagaimana Anda bersikap ketika berhadapan dengan godaan kekuasaan serta konflik kepentingan.

Kunci utamanya sederhana namun menantang: jujur, konsisten, disiplin, dan berorientasi layanan. Lengkapi dengan manajemen diri yang baik—istirahat cukup, latihan ritme tes, dan kemampuan membaca instruksi—maka Anda datang bukan sekadar “ikut tes”, melainkan siap dinilai sebagai calon aparatur yang dapat dipercaya.

Jangan lupa untuk mengunjungi link-link berikut agar persiapan seleksi kalian lebih matang, ya!

    • Website Resmi SimulasiCat.id
    • Program Jaminan Lulus Passing Grade SKD
    • Daftar Tryout Online SKD
    • Instagram Simulasi CAT

You Might Also Like

Panduan Kebijakan Rekrutmen PPPK untuk Tenaga Teknis, Guru, dan Tenaga Kesehatan

Sekilas tentang STPN: Panduan Lengkap Pendaftaran Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Tahun 2025

Informasi Lengkap Seputar Pendaftaran Seleksi STIS 2025

Alur Kebijakan Rekrutmen PPPK untuk Tenaga Kesehatan, Tenaga Teknis, dan Guru

Tahapan Seleksi Sekolah Kedinasan 2025: Panduan Lengkap Mulai Cetak Kartu Ujian SKD hingga Rangkaian Tes Lanjutan

TAGGED:IPDN 2025SPCP 2025tes psikologi ipdn 2025
Share This Article
Facebook Copy Link Print
Previous Article SimulasiCAT.ID - Simak Syarat Masuk IPDN 2025 Pendaftaran IPDN 2025: Jadwal, Syarat, Jurusan, Kuota, dan Strategi Lolos
Leave a Comment Leave a Comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest News

SimulasiCAT.ID - Simak Syarat Masuk IPDN 2025
Pendaftaran IPDN 2025: Jadwal, Syarat, Jurusan, Kuota, dan Strategi Lolos
Uncategorized
Agustus 31, 2025
SimulasiCAT.ID - Terkait STR, Inilah Formasi CPNS dan PPPK 2024 yang Membutuhkan eSTR. Segera Persiapkan!
Aturan Baru Seleksi CPNS dan PPPK 2025: Memahami Istilah 8 dan 6 serta Syarat Penting Pelamar
CPNS
Agustus 31, 2025
SimulasiCAT.ID - Kemenpan-RB: PPPK Bisa Daftar CPNS 2024 Asal Penuhi Ketentuan Berikut!
PPPK Paruh Waktu 2025: Skema Baru, Hak Tunjangan, dan Jadwal Terbaru
Uncategorized
Agustus 31, 2025
SimulasiCAT.ID - Tahapan Setelah SKD CPNS 2024, Beserta Passing Grade SKD
Menanti Kepastian Seleksi CPNS 2025: Fakta, Isu, dan Harapan Masyarakat
Formasi CPNS CPNS
Agustus 31, 2025
SimulasiCAT.ID

PT. BIMJAR INOVASI INDONESIA

Penyedia platform simulasi CAT SKD untuk Calon CPNS dan Sekolah Kedinasan
SimulasiCAT.ID - New Homepage
SimulasiCAT.ID - homepage update

Layanan

  • Jadwal Tryout Online Gratis Se-indonesia
  • Paket Tryout Prediksi SKD
  • Paket Tryout Prediksi PPPK Baru
  • Bimbel Online Intensif SKD

Layanan

  • Kerja Sama
  • Program Santunan
  • Tentang Kami
© 2025 simulasiCAT.ID Powered By PT. BIMJAR INOVASI INDONESIA. All Rights Reserved
  • LOGIN MEMBER
  • DAFTAR AKUNfree
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?