Simulasi CAT – Berikut pernyataan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa soal disiplin belanja dan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Tekankan Disiplin Belanja dan Tata Kelola Anggaran Ketat demi Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan pesan strategis dan reflektif kepada seluruh jajaran pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyusul penghargaan Game Changer of the Year yang ia terima dalam ajang CNBC Indonesia Awarding Night 2025 di Jakarta, Kamis (11/12/2025). Penghargaan tersebut tidak hanya menjadi pengakuan atas kepemimpinan dan terobosan kebijakan fiskal yang dijalankannya, tetapi juga menjadi momentum bagi Purbaya untuk mengingatkan kembali peran sentral Kementerian Keuangan dalam menjaga stabilitas dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam pernyataannya, Purbaya menegaskan bahwa tantangan ke depan justru semakin besar. Ia menilai bahwa kondisi fiskal global yang masih penuh ketidakpastian, ditambah tuntutan pembangunan nasional yang kian kompleks, menuntut Kementerian Keuangan untuk bekerja lebih keras dengan standar tata kelola anggaran yang jauh lebih disiplin dan ketat dibandingkan sebelumnya.
Disiplin Belanja Negara sebagai Kunci Utama
Purbaya menekankan bahwa setiap rupiah uang negara harus dikelola dengan penuh tanggung jawab. Ia mengingatkan bahwa belanja negara bukan sekadar soal menghabiskan anggaran, tetapi memastikan bahwa setiap dana publik benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian.
“Kita harus kerja lebih keras, memastikan bahwa semua rupiah yang kita belanjakan betul-betul dibelanjakan tepat waktu, tepat sasaran, dan tidak bocor,” tegas Purbaya.
Menurutnya, prinsip tepat waktu, tepat sasaran, dan bebas kebocoran harus menjadi komitmen bersama seluruh pegawai Kementerian Keuangan, mulai dari level perumus kebijakan hingga pelaksana teknis di lapangan. Tanpa disiplin belanja yang kuat, stimulus fiskal sebesar apa pun tidak akan memberikan dampak optimal terhadap pertumbuhan ekonomi.
Purbaya menilai bahwa efektivitas belanja negara kini menjadi faktor yang jauh lebih penting dibandingkan sekadar besaran anggaran. Dalam konteks keterbatasan ruang fiskal, kualitas belanja menjadi penentu utama keberhasilan kebijakan fiskal.
Fokus Bersama Seluruh Pegawai Kemenkeu
Sebagai bendahara negara, Purbaya menegaskan bahwa pesan tersebut bukan ditujukan kepada satu unit kerja tertentu, melainkan kepada seluruh insan Kementerian Keuangan tanpa terkecuali. Ia menginginkan adanya kesadaran kolektif bahwa setiap pegawai memiliki peran strategis dalam menjaga kredibilitas fiskal negara.
“Itu harus menjadi fokus semua pegawai Kementerian Keuangan, supaya ekonomi kita tumbuh semakin cepat ke depan,” ujarnya menegaskan.
Purbaya menilai bahwa kecepatan pertumbuhan ekonomi nasional tidak hanya ditentukan oleh kebijakan makro yang dirumuskan di tingkat pusat, tetapi juga oleh kedisiplinan administratif, kecepatan eksekusi anggaran, dan integritas pelaksana kebijakan. Keterlambatan realisasi belanja, salah sasaran program, maupun kebocoran anggaran akan secara langsung menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Tata Kelola Anggaran di Tengah Tekanan Global
Dalam konteks global, Purbaya mengingatkan bahwa perekonomian dunia masih dibayangi oleh berbagai risiko, mulai dari ketegangan geopolitik, volatilitas harga komoditas, hingga ketidakpastian kebijakan moneter global. Kondisi ini menuntut Indonesia untuk semakin berhati-hati dalam mengelola anggaran negara.
Ia menilai bahwa Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan pendekatan fiskal yang longgar. Sebaliknya, pengelolaan anggaran harus semakin presisi, berbasis data, dan berorientasi pada hasil (outcome-based budgeting). Kementerian Keuangan, sebagai pengelola fiskal negara, memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa belanja negara benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi, bukan sekadar beban anggaran.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah melakukan berbagai reformasi pengelolaan keuangan negara, termasuk digitalisasi sistem keuangan, penguatan pengawasan internal, serta peningkatan transparansi. Purbaya menegaskan bahwa reformasi tersebut harus terus diperkuat dan tidak boleh berjalan stagnan.
Optimisme Lepas dari “Kutukan” Pertumbuhan 5 Persen
Selain menekankan disiplin fiskal, Purbaya juga menyampaikan optimisme kuat terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Ia meyakini bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk keluar dari apa yang selama ini disebut sebagai “kutukan” pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen.
Dalam pernyataannya sebelumnya, Purbaya menyebut bahwa pada semester II tahun 2026, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpeluang menembus level 6 persen atau bahkan lebih. Angka tersebut menjadi target ambisius setelah selama hampir satu dekade terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stagnan di kisaran 5 persen.
“Saya pikir, pada paruh kedua tahun 2026 kita bisa menuju 6 persen atau lebih,” ungkap Purbaya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, seperti dikutip pada Senin (13/10/2025).
Menurutnya, target tersebut bukan sekadar optimisme tanpa dasar. Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, baik melalui kebijakan fiskal ekspansif yang terukur maupun reformasi struktural yang berkelanjutan.
Dinamika Pertumbuhan Ekonomi Jangka Pendek
Meski optimistis terhadap prospek jangka menengah, Purbaya secara realistis mengakui bahwa dalam jangka pendek, perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan. Ia menyebut bahwa pada kuartal III tahun 2025, pertumbuhan ekonomi kemungkinan mengalami perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 5,12 persen.
Namun demikian, perlambatan tersebut dinilai bersifat sementara. Purbaya meyakini bahwa mulai kuartal IV tahun 2025, ekonomi Indonesia akan kembali menunjukkan tren penguatan dengan pertumbuhan di kisaran 5,5 persen.
Optimisme tersebut didasarkan pada sejumlah faktor, salah satunya adalah semakin agresifnya pemerintah dalam menggerakkan sumber-sumber dana yang sebelumnya menganggur (idle funds) agar dapat berkontribusi langsung terhadap aktivitas ekonomi.
Optimalisasi Dana Menganggur untuk Dorong Aktivitas Ekonomi
Salah satu kebijakan penting yang menjadi perhatian Purbaya adalah langkah pemerintah dalam mengoptimalkan dana menganggur. Pemerintah, kata dia, telah mulai menempatkan dana yang sebelumnya mengendap di Bank Indonesia (BI) ke sejumlah bank milik negara.
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perbankan, memperluas penyaluran kredit, serta mendorong aktivitas ekonomi di sektor riil. Dengan likuiditas yang lebih longgar, perbankan diharapkan dapat lebih agresif dalam menyalurkan pembiayaan kepada dunia usaha, khususnya sektor produktif.
Selain itu, pemerintah juga telah meluncurkan berbagai paket stimulus ekonomi, baik dalam bentuk insentif fiskal, percepatan belanja negara, maupun dukungan terhadap sektor-sektor prioritas. Seluruh kebijakan tersebut dirancang untuk menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Peran Strategis Kementerian Keuangan
Dalam keseluruhan strategi tersebut, Kementerian Keuangan memegang peran sentral sebagai perancang, pengelola, sekaligus pengawas kebijakan fiskal. Purbaya menegaskan bahwa keberhasilan strategi pertumbuhan ekonomi tidak hanya bergantung pada satu kebijakan besar, tetapi pada konsistensi dan kualitas implementasi di setiap lini.
Ia menilai bahwa tantangan terbesar bukan pada perumusan kebijakan, melainkan pada eksekusi di lapangan. Oleh karena itu, penguatan kapasitas SDM, integritas aparatur, serta sistem pengawasan yang kuat menjadi elemen krusial dalam memastikan keberhasilan agenda fiskal pemerintah.
Penghargaan sebagai Pemicu Tanggung Jawab Lebih Besar
Terkait penghargaan Game Changer of the Year yang diterimanya, Purbaya menegaskan bahwa penghargaan tersebut bukanlah tujuan akhir, melainkan pemicu untuk bekerja lebih keras. Ia menyebut bahwa apresiasi publik justru menjadi pengingat akan besarnya tanggung jawab yang diemban Kementerian Keuangan dalam mengelola uang negara.
Menurutnya, kepercayaan publik harus dijaga dengan kinerja nyata, bukan sekadar retorika. Transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme menjadi nilai-nilai yang harus terus dijaga agar kebijakan fiskal benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat.
Penutup
Pesan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kepada seluruh jajaran Kementerian Keuangan mencerminkan arah kebijakan fiskal Indonesia ke depan: lebih disiplin, lebih presisi, dan lebih berorientasi pada hasil. Di tengah tantangan global dan kebutuhan pembangunan nasional yang semakin besar, pengelolaan belanja negara yang efektif menjadi kunci utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan.
Dengan kombinasi disiplin fiskal, optimalisasi dana menganggur, serta stimulus ekonomi yang terukur, pemerintah optimistis Indonesia mampu keluar dari stagnasi pertumbuhan dan melangkah menuju fase pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan inklusif pada paruh kedua dekade ini.
Jangan lupa untuk mengunjungi link-link berikut agar persiapan seleksi kalian lebih matang, ya!
