Simulasi CAT – Berikut persiapan tes kesehatan dan kebugaran seleksi masuk PKN STAN 2025
Seleksi masuk Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) selalu menjadi salah satu seleksi sekolah kedinasan yang paling diminati. Ribuan peserta dari seluruh Indonesia bersaing untuk memperebutkan kursi yang terbatas. Seleksi ini dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari seleksi administrasi, tes akademik, psikotes, hingga tahap akhir yang tidak kalah penting yaitu tes kesehatan dan kebugaran.
Tes kesehatan dan kebugaran berada pada Seleksi Lanjutan II setelah peserta berhasil melalui ujian tertulis dan psikologi. Tahap ini sering dianggap sepele oleh sebagian calon peserta, padahal hasil tes kesehatan dan kebugaran sangat menentukan kelolosan. Tidak sedikit peserta yang sudah lolos tes akademik dengan nilai tinggi, tetapi terhenti di tahap ini karena kondisi fisik tidak memenuhi standar.
Agar tidak mengalami hal serupa, penting bagi calon peserta untuk memahami secara detail bagaimana mekanisme tes kesehatan dan kebugaran dilaksanakan, apa saja aspek yang dinilai, serta bagaimana strategi mempersiapkan diri sejak jauh hari.
Pentingnya Tes Kesehatan dan Kebugaran
Tes kesehatan dan kebugaran bukan sekadar formalitas. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa calon mahasiswa yang akan dididik memiliki kondisi jasmani yang sehat dan fisik yang memadai untuk menjalani perkuliahan serta pembentukan karakter di PKN STAN.
Sebagai sekolah kedinasan di bawah Kementerian Keuangan, PKN STAN menekankan disiplin, daya tahan, dan kesiapan mental fisik. Mahasiswa nantinya tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengikuti berbagai kegiatan yang membutuhkan kondisi tubuh sehat, termasuk kegiatan asrama, kegiatan pembentukan karakter, hingga kegiatan lapangan.
Oleh sebab itu, tes kesehatan dan kebugaran menjadi filter penting. Peserta dengan kondisi tubuh yang lemah, memiliki riwayat penyakit tertentu, atau tidak memenuhi standar kebugaran akan sulit mengikuti proses pendidikan dengan optimal.
Rangkaian Tes Kesehatan
Tes kesehatan biasanya dilaksanakan di lokasi yang sudah ditentukan panitia. Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga medis yang berkompeten. Beberapa hal yang umum diperiksa antara lain:
-
Tinggi dan Berat Badan
Panitia akan memeriksa apakah proporsi tinggi dan berat badan peserta sesuai dengan standar kesehatan. Pengukuran dilakukan dengan timbangan dan alat ukur tinggi badan. Idealnya, peserta memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang normal, tidak terlalu kurus dan tidak obesitas.
IMT dihitung dengan rumus: berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) kuadrat. Nilai normal berada di kisaran 18,5 – 24,9. -
Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah penting untuk melihat apakah peserta memiliki tekanan darah normal. Tekanan darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa menjadi indikasi masalah kesehatan yang serius. Nilai normal biasanya berkisar di 110/70 hingga 120/80 mmHg. -
Visus Mata
Tes ini dilakukan untuk memeriksa ketajaman penglihatan. Peserta akan diminta membaca huruf atau simbol pada papan Snellen dari jarak tertentu. Mata minus, silinder, atau plus dalam batas tertentu biasanya masih ditoleransi, tetapi buta warna total bisa menjadi penghalang. -
Pemeriksaan Umum
Dokter mungkin juga memeriksa telinga, hidung, tenggorokan, kondisi paru-paru, jantung, hingga organ dalam melalui wawancara medis. Pemeriksaan ini memastikan peserta tidak memiliki penyakit kronis atau kelainan yang dapat mengganggu pendidikan. -
Pemeriksaan Tambahan
Dalam beberapa kasus, panitia dapat menambahkan tes laboratorium sederhana, seperti tes urine untuk mendeteksi narkoba, atau pemeriksaan gula darah. Hal ini bertujuan memastikan peserta bebas dari zat terlarang dan tidak memiliki penyakit metabolik berat.
Rangkaian Tes Kebugaran
Setelah pemeriksaan kesehatan, peserta yang lolos akan mengikuti tes kebugaran. Tes ini dilaksanakan di lapangan atau fasilitas olahraga dengan pengawasan panitia. Rangkaian tes kebugaran meliputi:
-
Lari Mengelilingi Lintasan
Tes ini bertujuan mengukur daya tahan jantung dan paru-paru. Peserta biasanya diminta berlari dalam jarak tertentu atau selama waktu tertentu. Kecepatan dan konsistensi menjadi penilaian penting. -
Push-up
Tes ini mengukur kekuatan otot lengan, bahu, dan dada. Peserta diminta melakukan push-up sesuai instruksi panitia dalam jumlah tertentu atau dalam hitungan waktu tertentu. -
Sit-up
Sit-up digunakan untuk menguji kekuatan otot perut. Sama seperti push-up, jumlah dan kualitas gerakan akan dinilai. Gerakan harus sesuai aturan, bukan asal dilakukan. -
Shuttle Run
Shuttle run adalah lari bolak-balik dengan jarak pendek, biasanya 10 meter. Tes ini mengukur kecepatan, kelincahan, dan kemampuan mengubah arah tubuh dengan cepat.
Tes kebugaran ini sangat penting karena menggambarkan kesiapan fisik peserta. Peserta yang tidak terbiasa berolahraga akan mudah kelelahan dan gagal memenuhi standar minimal.
Strategi Persiapan Tes Kesehatan
Persiapan tes kesehatan sebaiknya dimulai sejak jauh hari. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
-
Menjaga Pola Makan
Hindari makanan cepat saji, makanan tinggi gula, dan minuman bersoda. Perbanyak konsumsi buah, sayuran, dan sumber protein sehat seperti ikan atau ayam tanpa kulit. Pola makan sehat akan membantu menjaga berat badan ideal dan tekanan darah stabil. -
Mengatur Berat Badan
Bagi yang memiliki berat badan berlebih, lakukan diet sehat dengan mengurangi kalori secara bertahap. Bagi yang terlalu kurus, tingkatkan asupan kalori dengan makanan bergizi. Tujuannya adalah mencapai IMT normal. -
Pemeriksaan Rutin
Sebelum mengikuti seleksi, sebaiknya periksa kondisi kesehatan di puskesmas atau klinik. Periksa tekanan darah, mata, dan kondisi umum tubuh. Dengan begitu, jika ada masalah, masih ada waktu untuk memperbaiki. -
Hindari Rokok dan Alkohol
Rokok dan alkohol dapat merusak kesehatan paru-paru, jantung, dan organ lain. Hentikan kebiasaan ini jauh sebelum seleksi agar kondisi tubuh lebih prima. -
Istirahat Cukup
Tidur 7–8 jam setiap hari sangat penting untuk menjaga kebugaran. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, daya tahan tubuh lemah, dan sulit berkonsentrasi.
Strategi Persiapan Tes Kebugaran
Selain kesehatan umum, kebugaran fisik harus benar-benar diperhatikan. Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan:
-
Latihan Lari Rutin
Mulailah berlari minimal tiga kali seminggu. Awali dengan jarak pendek, lalu tingkatkan bertahap. Fokus bukan hanya pada kecepatan, tetapi juga daya tahan. Latihan interval, seperti lari cepat 200 meter lalu jalan cepat, juga bisa melatih stamina. -
Latihan Push-up dan Sit-up Harian
Buat target harian, misalnya 20 push-up dan 20 sit-up, lalu tingkatkan secara bertahap. Latihan ini bisa dilakukan di rumah tanpa perlu peralatan khusus. Kualitas gerakan lebih penting daripada kuantitas, jadi pastikan posisi tubuh benar. -
Latihan Shuttle Run
Cari lapangan atau area kosong, lalu latihan lari bolak-balik dengan jarak 10 meter. Fokus pada kecepatan dan kelincahan. Latihan ini juga membantu melatih pernapasan. -
Peregangan dan Pemanasan
Sebelum latihan fisik, lakukan pemanasan setidaknya 10 menit. Peregangan mencegah cedera otot dan membuat latihan lebih efektif. -
Konsistensi Latihan
Latihan harus konsisten, tidak bisa instan. Mulailah minimal satu hingga dua bulan sebelum tes. Tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan membangun stamina.
Kesalahan yang Sering Dilakukan Peserta
Banyak peserta gagal pada tes kesehatan dan kebugaran bukan karena tidak mampu, tetapi karena melakukan kesalahan dalam persiapan. Beberapa kesalahan umum antara lain:
-
Latihan mendadak menjelang tes
Banyak peserta baru mulai olahraga seminggu sebelum tes. Hal ini membuat tubuh kaget dan justru berisiko cedera. -
Mengabaikan pola makan
Ada yang mengira olahraga saja sudah cukup. Padahal, tanpa pola makan sehat, berat badan dan kondisi tubuh sulit dijaga. -
Tidak memeriksa kesehatan sejak dini
Peserta baru tahu memiliki tekanan darah tinggi atau masalah mata ketika tes berlangsung. Padahal jika diperiksa lebih awal, kondisi ini bisa diantisipasi. -
Kurang tidur menjelang tes
Rasa gugup membuat peserta begadang. Akibatnya, tubuh lelah saat ujian dan performa menurun drastis.
Penutup
Tes kesehatan dan kebugaran dalam seleksi masuk PKN STAN 2025 adalah tahap penting yang tidak boleh diremehkan. Tahap ini bertujuan memastikan calon mahasiswa benar-benar siap secara jasmani untuk menjalani pendidikan yang menuntut kedisiplinan, stamina, dan daya tahan.
Persiapan tidak bisa dilakukan secara instan. Peserta harus menjaga pola makan, mengatur berat badan, menghindari kebiasaan buruk, serta berlatih fisik secara konsisten sejak jauh hari. Latihan lari, push-up, sit-up, shuttle run, serta pemeriksaan kesehatan rutin adalah kunci utama.
Dengan persiapan matang, peserta tidak hanya akan lolos tes, tetapi juga lebih siap menjalani kehidupan sebagai mahasiswa PKN STAN. Ingatlah bahwa pendidikan di PKN STAN tidak hanya menekankan kecerdasan akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan fisik yang tangguh
Jangan lupa untuk mengunjungi link-link berikut agar persiapan seleksi kalian lebih matang, ya!