Simulasi CAT – Berikut informasi terkait ASN Baru di Lamongan yang telah menerima SK, sehingga diimbau menjadi teladan yang berintegritas dan inovatif.
Kabupaten Lamongan menandai peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 dengan cara yang istimewa dan penuh makna. Di tengah suasana religius yang kental dengan semangat perjuangan santri, sebanyak 1.147 pegawai pemerintah baru — terdiri dari CPNS dan PPPK — resmi menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan.
Acara ini dipimpin langsung oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, di alun-alun setempat pada Rabu, 22 Oktober 2025. Bagi masyarakat Lamongan, momen ini bukan sekadar seremoni birokrasi, tetapi juga refleksi nilai perjuangan, keikhlasan, dan pengabdian — nilai-nilai yang diwariskan para santri sejak masa Resolusi Jihad 1945.
1. Hari Santri sebagai Simbol Perjuangan dan Pengabdian
Dalam sambutannya, Bupati Yuhronur Efendi menegaskan bahwa pemilihan Hari Santri sebagai waktu penyerahan SK bukan tanpa alasan. Ia ingin menanamkan pesan mendalam kepada para ASN baru agar meneladani semangat “Resolusi Jihad” — semangat yang menggerakkan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Pesan yang kita sampaikan hari ini adalah supaya semangat Resolusi Jihad menjadi jiwa patriotisme bagi semuanya. Tidak hanya santri, tetapi juga para birokrasi yang hari ini telah menerima SK,” ujar Yuhronur, yang akrab disapa Pak Yes.
Bagi Bupati, nilai-nilai santri seperti disiplin, tawadhu, keikhlasan, dan cinta tanah air harus menjadi fondasi moral bagi aparatur sipil negara dalam bekerja melayani masyarakat. Ia meyakini bahwa birokrasi modern tetap membutuhkan ruh spiritual dan etika santri agar tidak kehilangan arah di tengah derasnya arus perubahan.
2. ASN Baru, Semangat Baru untuk Lamongan
Sebanyak 1.147 pegawai yang menerima SK pengangkatan ini terdiri atas Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari berbagai formasi, baik guru, tenaga kesehatan, maupun jabatan teknis.
Penyerahan SK ini menjadi puncak penantian panjang setelah serangkaian proses seleksi dan verifikasi administrasi sejak akhir 2024.
Momentum tersebut menjadi momen bersejarah bagi mereka — transisi dari status honorer menjadi ASN yang diakui secara resmi oleh negara.
Lebih dari sekadar simbol pengangkatan, acara ini juga menjadi panggilan moral agar mereka segera beradaptasi dan memberikan kontribusi nyata bagi pelayanan publik.
“Keberhasilan birokrasi bukan diukur dari lamanya masa kerja, tapi dari seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh masyarakat,” tegas Pak Yes dalam pidatonya.
3. Semangat Resolusi Jihad sebagai Jiwa ASN
Bupati Yuhronur menekankan bahwa Resolusi Jihad — yang dipelopori para ulama dan santri pada 22 Oktober 1945 — tidak hanya relevan untuk dunia pesantren, tetapi juga untuk dunia birokrasi modern.
Jika dulu santri berjuang dengan bambu runcing dan tekad mempertahankan kedaulatan, maka kini ASN harus berjuang dengan integritas, profesionalisme, dan semangat pelayanan publik.
Ia berharap para ASN yang baru diangkat mampu menanamkan nilai patriotisme dalam bekerja, bukan hanya sebagai slogan, tetapi sebagai cara hidup dalam menjalankan tugas sehari-hari.
“Santri adalah simbol pengabdian tanpa pamrih. Semangat itu harus dimiliki ASN, terutama mereka yang baru menerima SK hari ini,” ujarnya.
4. ASN Harus Menjadi “Santri Zaman Now”: Adaptif dan Melek Digital
Dalam pidatonya, Bupati Yuhronur juga menyoroti pentingnya kemampuan ASN dalam beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama dalam bidang teknologi informasi.
Menurutnya, tantangan birokrasi ke depan bukan hanya bagaimana melayani cepat, tetapi juga bagaimana menggunakan inovasi digital untuk menjangkau masyarakat secara lebih efektif.
“Santri hari ini harus terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Harus akrab dengan teknologi informasi dan digitalisasi, karena dunia sekarang bergerak ke arah itu,” tegasnya.
Dengan pesan ini, ia mengajak ASN Lamongan untuk menjadi birokrat yang “melek teknologi”, kreatif, dan mampu menghadirkan solusi berbasis data dalam setiap kebijakan.
Transformasi digital menjadi agenda penting Pemkab Lamongan dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan publik.
5. Integritas dan Profesionalisme sebagai Kunci Keberhasilan
Bupati Yuhronur menegaskan, keberhasilan seorang ASN tidak diukur dari jabatan tinggi atau lama bekerja, melainkan dari seberapa besar dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat.
Pesan ini menjadi pengingat bagi ASN baru agar tidak terjebak pada rutinitas administratif, tetapi benar-benar berorientasi pada hasil.
Ia meminta seluruh CPNS dan PPPK untuk memegang teguh nilai integritas, disiplin, dan profesionalisme.
“Pegang teguh integritas dan profesionalisme. Ukur keberhasilan bukan dari lamanya bekerja, tapi dari seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh masyarakat,” katanya.
Pesan ini sejalan dengan semangat reformasi birokrasi nasional, di mana ASN diharapkan berperan sebagai pelayan publik, bukan penguasa.
6. Kolaborasi dan Adaptasi: Ciri ASN Masa Kini
Selain menekankan integritas, Pak Yes juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dan adaptasi lintas sektor.
Birokrasi modern tidak bisa lagi bekerja secara eksklusif; keberhasilan program pemerintah bergantung pada kemampuan ASN membangun sinergi — baik dengan masyarakat, pelaku usaha, akademisi, maupun komunitas lokal.
Ia menggambarkan bahwa ASN ideal masa kini adalah mereka yang memiliki jiwa santri sekaligus semangat inovator.
“Santri itu kolaboratif, saling membantu, dan pantang menyerah. Nilai-nilai itu yang harus dimiliki ASN agar bisa menjawab tantangan zaman,” ujarnya.
Dengan demikian, pemerintah daerah tidak hanya menuntut ASN untuk bekerja cepat, tetapi juga mendorong terciptanya budaya kerja adaptif, terbuka, dan berorientasi hasil.
7. Pemerintah Daerah dan Transformasi Pelayanan Publik
Bupati Yuhronur menjelaskan bahwa Lamongan tengah mempercepat transformasi pelayanan publik berbasis digital dan kinerja.
Pemerintah daerah berkomitmen membangun sistem pelayanan yang lebih efisien dan transparan, salah satunya melalui aplikasi layanan publik terpadu.
ASN baru, terutama dari kalangan PPPK, akan menjadi motor penggerak perubahan di sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, administrasi kependudukan, dan infrastruktur desa.
“Lamongan harus terus berlari. ASN harus menjadi bagian dari percepatan kemajuan ini,” tegasnya.
8. Hari Santri dan Makna Moral untuk ASN
Pemilihan tanggal 22 Oktober, yang juga merupakan Hari Santri Nasional, memiliki simbolisme yang kuat.
Bupati ingin mengingatkan bahwa menjadi ASN bukan hanya soal pekerjaan, tetapi juga pengabdian dan moralitas.
Sebagaimana santri yang berjuang dengan ketulusan dan kesederhanaan, ASN juga diharapkan bekerja dengan hati dan niat ibadah.
Hari Santri Nasional yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 memperingati perjuangan para ulama dan santri yang mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 di Surabaya.
Resolusi itu menjadi pemicu lahirnya perlawanan besar rakyat Indonesia terhadap penjajah.
Kini, 80 tahun kemudian, semangat yang sama dihidupkan kembali — bukan di medan perang, melainkan di ruang pelayanan publik.
9. Wajah Baru ASN Lamongan: Muda, Profesional, dan Inovatif
Dari total 1.147 ASN yang baru diangkat, sebagian besar berasal dari kalangan generasi muda dan tenaga profesional.
Bupati menilai, kehadiran mereka akan membawa energi baru bagi birokrasi Lamongan.
Ia berharap para ASN muda ini mampu memperkuat kultur kerja yang kreatif dan terbuka terhadap pembaruan.
Kehadiran PPPK dan CPNS baru diharapkan juga mengatasi kekurangan tenaga teknis dan tenaga pendidik di berbagai sektor pelayanan publik, terutama di wilayah kecamatan dan pedesaan.
10. Antusiasme ASN Baru: Harapan dan Tanggung Jawab
Bagi para ASN yang baru diangkat, momentum ini menjadi momen penuh rasa syukur dan harapan.
Sebagian besar dari mereka sudah mengabdi bertahun-tahun sebagai tenaga honorer. Kini, status mereka telah diakui secara resmi oleh negara.
Salah satu peserta penerima SK mengungkapkan rasa haru karena akhirnya perjuangannya berbuah hasil.
“Dulu kami tidak punya kepastian. Sekarang dengan SK ini, kami ingin membalasnya dengan kerja keras dan pelayanan terbaik bagi warga Lamongan,” ujarnya.
Suasana apel berlangsung khidmat, diwarnai iringan lagu-lagu perjuangan santri dan doa bersama untuk keselamatan bangsa.
Momen ini menegaskan bahwa birokrasi bukan hanya soal administrasi, tapi juga soal moral dan dedikasi.
11. ASN sebagai Garda Terdepan Pelayanan Masyarakat
Di akhir sambutannya, Bupati Yuhronur mengingatkan bahwa ASN adalah wajah negara di mata rakyat.
Setiap tindakan dan keputusan mereka mencerminkan kualitas pemerintah. Karena itu, ASN harus selalu menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.
“ASN harus bekerja dengan hati. Jadilah pelayan rakyat yang membawa manfaat dan perubahan. Jangan pernah berhenti belajar dan berinovasi,” pesan Bupati menutup pidatonya.
12. Sinergi Pemerintah dan Nilai Keagamaan: Ciri Khas Lamongan
Kabupaten Lamongan dikenal sebagai daerah yang memiliki tradisi keagamaan kuat dan peran pesantren yang besar dalam pendidikan masyarakat.
Dengan mengaitkan peringatan Hari Santri dengan momentum pengangkatan ASN, Pemkab Lamongan ingin menegaskan integrasi nilai keagamaan dengan tata kelola pemerintahan modern.
Kebijakan ini mencerminkan paradigma baru birokrasi: berkarakter religius, profesional, dan digital.
Kesimpulan: ASN dengan Jiwa Santri untuk Lamongan yang Progresif
Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Lamongan menjadi lebih dari sekadar upacara.
Ia menjadi simbol transformasi moral dan kelembagaan — dari semangat perjuangan masa lalu menuju profesionalisme pelayanan publik masa kini.
Melalui penyerahan SK kepada 1.147 CPNS dan PPPK, Pemkab Lamongan tidak hanya menambah jumlah aparatur, tetapi juga menanamkan nilai dasar baru: ASN yang berjiwa santri, berintegritas, adaptif terhadap teknologi, dan fokus pada hasil nyata bagi masyarakat.
Semangat “Resolusi Jihad” kini diterjemahkan dalam konteks modern:
-
Jihad melawan kemalasan dan birokrasi lamban.
-
Jihad melawan korupsi dan penyalahgunaan jabatan.
-
Jihad untuk memberikan pelayanan publik terbaik bagi rakyat.
Bupati Yuhronur Efendi menutup acara dengan doa dan pesan sederhana namun dalam:
“ASN Lamongan harus menjadi contoh keteladanan, bekerja dengan keikhlasan, berinovasi tanpa henti, dan selalu membawa manfaat bagi sesama. Itulah semangat santri sejati di era modern.”
Jangan lupa untuk mengunjungi link-link berikut agar persiapan seleksi kalian lebih matang, ya!
